Kamis, 16 Januari 2014

JURNAL 4

The Future of The Asian Economic and Financial Community

(Masa Depan Masyarakat Ekonomi dan Keuangan Asia)
JURNAL 4
Catatan ini berfokus pada tiga spesifik menengah hingga jangka panjang isu - isu yang penting dalam membentuk masa depan masyarakat asian economic dan keuangan : Pertama, di bidang perdagangan, pentingnya mengukur trad nilai tambah hal. Kedua, pendanaan jangka panjang investasi jangka, terutama di bidang infrastruktur, dan membuat investasi ini " hijau ", Ketiga, kerja sama keuangan regional di Asia yang seharusnya menjadi lebih solid dan kuat. Beberapa tantangan kebijakan lebih lanjut yang segera dibahas di akhir di mana beberapa bidang kerjasama antara OECD dan kawasan Asia yang disorot dan kemungkinan lebih lanjut untuk bekerja bersama dieksplorasi secara singkat.
Klasifikasi JEL : F10 , F20 , F21 , F30 , F32 , F33 , F60 , G10
Kata kunci : ekonomi Asia , perdagangan internasional , Nilai global Chains ( GVCs ) , arus modal , integrasi ekonomi dan keuangan daerah , globalisasi .
KESIMPULAN                            
Rintaro Tamaki, wakil sekretaris jendral OECD. Catatan tersebut berfokus pada tiga spesifik menengah hingga jangka panjang, isu - isu yang penting dalam membentuk masa depan masyarakat asian economic dan keuangan, serta kerjasama antara OECD dan kawasan Asia yang disorot dan kemungkinan lebih lanjut untuk bekerja bersama dieksplorasi secara singkat.
Diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi dunia masih tetap terbatas; 3.3% pada tahun 2013 dan 3.9% untuk tahun 2014. Belum dapat diperkirakan kapan kiranya ekonomi global akan dapat pulih kembali. Dalam pada itu Indonesia sampai sekarang telah berhasil untuk mempertahankan daya resilience-nya.
Lembaga keuangan berbasis Washington itu mengupas kembali proyeksi pertumbuhan untuk kawasan Asia, dengan memperkirakan ekonomi berkembang rata-rata 5,25 persen pada 2013 dan 2014. Meski masih kuat, namun angka ini lebih lemah daripada yang diantisipasi April lalu 
Indonesia, India dan pasar negara berkembang lainnya telah terkena arus besar uang asing sejak Mei lalu, ketika Federal Reserve AS (Fed) mengisyaratkan akan mulai meruncingkan program stimulus USD85 miliar per bulan, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif  (QE).
Karakteristik ekonomi global saat ini menggiring terbentuknya sistem produksi tak berbatas atau sering disebut Global Value Chains (GVCs), yang hanya akan memarginalkan negara berkembang. http://ekbis.sindonews.com/read/2013/10/08/35/792323/imf-pertumbuhan-ekonomi-asia-rata-rata-5-25
http://finance.detik.com/read/2013/09/20/102627/2364335/4/1/dubes-triyono-suarakan-kepentingan-negara-negara-berkembang 
Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penyebaran dan meluasnya globalisasi? Faktor pertama adalah teknologi baru di bidang informasi teknologi, komunikasi dan transportasi.
Faktor kedua adalah peran pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan globalisasi
Faktor lainnya adalah munculnya TNCs serta adanya dukungan dari World Trade Organization (WTO) dan organisasi dunia lainnya seperti PBB, Bank Dunia dan IMF
TNCs dapat mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi.  Sedangkan yang kedua adalah TNCs lebih kaya dalam hal keuangan dari pada yang dipunyai oleh negara-negara lainnya.
Karena untuk menghadapi globalisasi yaitu dengan  kesiapan kualitas sumberdaya manusianya. Kita memerlukan kualitas SDM yang sangat tinggi baik dari kecerdasan intelektualnya (IQ), emosinya (EQ) maupun spiritualnya (SQ) sehingga kita dapat bersaing di arena global ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar