Mengapa koperasi
tidak berkembang ,
Sebab kesalahan?
Kelemahan ??
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu
pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta
dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah
bentuk badan usaha yang sangat prospekrif .
Hanel (1985 ), sudah mengkritisi bahwa kegagalan koperasi di
negara-negara berkembang disebabkan karena:
Dampak koperasi
terhadap pembangunan yang kurang atau sangat kurang dari organisasi koperasi,
khususnya karena koperasi tidak banyak memberikan sumbangan dalam mengatasi
kemiskinan dan dalam mengubah struktur kekuasaan sosial politik setempat bagi
kepentingan golongan masyarakat yang miskin.
Jasa-jasa
pelayanan yang diberikan oleh organisasi koperasi seringkali dinilai tidak
efisien dan tidak mengarah kepada kebutuhan anggotanya, bahkan sebaliknya hanya
memberikan manfaat bagi para petani besar yang telah maju dan kelompok-kelompok
tertentu.
Tingkat
efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi rendah ( manajemen tidak mampu,
terjadi penyelewengan, korupsi, nepotisme dll ).
Tingkat
ofisialisasi yang yang sering kali terlampau tinggi pada koperasi (khususnya
koperasi pertanian ), ditandai dengan dukungan/bantuan dan pengawasan yang
terlalu besar, struktur komunikasi dan pengambilan keputusan memperlihatkan
sama seperti pada lembaga-lembaga birokrasi pemerintah, ketimbang sebagai suatu
organisasi swadaya yang otonom, partisipatif dan berorientasi pada anggota.
Terdapat
kesalahan-kesalahan dalam memberikan bantuan pembanguan internasional dan
khususnya kelemahan-kelemahan pada strategi pembangunan pemerintah yang
diterapkan untuk menunjang organisasi koperasi.
Hanel merumuskan beberapa rekomendasi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan koperasi yang memiliki tugas
utama dalam mempromosikan anggotanya sebagai berikut:
Organisasi
koperasi harus berusaha secara efisien dan produktif, artinya koperasi harus
memberikan manfaat dan menghasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup
bagi anggotanya.
Organisasi
koperasi harus efisien dan efektif bagi anggotanya, artinya bahwa setiap
anggota akan menilai bahwa manfaat yang diperoleh karena berpartisipassi dalam
usaha bersama merupakan kotribusi yang lebih efektif dalam mencapai kepentingan
dan tujuan-tujuannya ketimbang hasil yang mungkin diperoleh dari pihak lain
Dalam
jangka panjang, kopersi harus memberikan kepada setiap anggotanya suatu saldo
positif antara pemanfaatan ( insentif ) yang diperolehnya dari koperasi dan
sumbangan ( kontribusi ) yang diberikan kepada koperasi.
Koperasi
harus mampu menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan yang
dihasilkanoleh uaha bersama/koperasi menjadi milik umum, artinya koperasi harus
mampu mencegah timbulnya dampak-dampak dari penumpang gelap ( free raider )
yang terjadi karena usaha koperasi mengarah kepada usaha bukan anggota.
Kondisi
sepuluh tahun setelah itu, pada dasawarsa 90-an, agaknya kondisi koperasi era
80-an masih belum banyak mengalami perubahan seperti yang dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita ( 1991), yang masih
mendapatkan koperasi dengan kondisi:
1. Fungsi
dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan para anggotanya.
2. Struktur
organisasi dan pengambilan keputusan sukar dimengertidan dikontrol anggota dan
dipandang terlalu rumit bagi anggota.
3. Tujuan
koperasi dipandang dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau
terlalu sempit
4. Karyawan
koperasi dan para manajernya dalam menjalankan perusahaan koperasi sangat
tanggap terhadap arahan pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap
terhadap arahan anggota.
5.
Fasilitas koperasi terbuka juga bagi non anggota sehingga tidak ada perbedaan
manfaat yang diperoleh anggota dan non anggota.
http://adityagumay.blogspot.com/2009/10/epenyebab-kegagalan-efisiensi-koperasi.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar