Mengapa lulusan /
alumni univ.tinggi diindonesia tidak memiliki keunggulan kompetitif /
bersaing??
Keunggulan kompetitif adalah merujuk pada kemampuan
sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu
posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya.
(Setiawan, 2006).Maka ada empat kebutuhan pokok untuk sumber
daya yang harus dipenuhi dalam mencapai keunggulan
bersaing yang berkesinambungan yaitu:
(1) Nilai. Dengan nilai tambah yang dimiliki
akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan,
(2)
Keunikan diantara perusahaan sejenis dan pesaing potensial. Jika suatu
perusahaan memiliki keunikan tersendiri maka akan semakin meningkat keunggulan
bersaing yang dimilikinya diantara pesaing ,
(3) Tidak dapat ditiru dengan sempurna.
Perusahaan dengan produk yang tidak dapat ditiru pesaingnya dengan sempurna
telah memiliki nilai tambah dalam mencapai keunggulan bersaing,
(4) Harus tidak ada strategi yang sama yang
dapat menggantikan sumber daya. Jika tidak ada strategi yang dapat menggantikan
sumber daya maka suatu perusahaan akan mencapai keunggulan bersaing tersendiri .
Berkualitas :
Tinjauan
kualitas pada semua aspek pembelajaran dengan komitmen untuk memenuhi
persyaratan dan secara berkesinambungan melakukan peningkatan terhadap Sistem
Manajemen Mutu.
Berdaya Saing :
Setiap
lulusan dibekali dengan sertifikat keahlian, kemampuan aplikasi teknologi
informasi dan kemampuan berbahasa Inggris sehingga memiliki keunggulan bersaing
dan mendapatkan kepercayaan dari institusi pengguna dan masyarakat.
Berbudi Pekerti Luhur :
Selain
memiliki keunggulan bersaing dalam keilmuan dan profesi dikuatkan dengan
keunggulan dalam pekerti yang luhur dalam memegang tugas dan tanggung jawab.
Keunikan sebagai Keunggulan
Berpijak
pada realitas itulah, perguruan tinggi –lebih-lebih yang berstatus swasta-
seyogianya memiliki strategi bersaing untuk menjaga eksistensinya. Karena, jika
perguruan tinggi tidak memiliki strategi bersaing, maka akan berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas jumlah lulusan yang dihasilkan. Salah satu
strategi bersaing yang dapat diterapkan pergurun tinggi adalah keunggulan
kompetitif perguruan tinggi. Salah satunya adalah dengan memunculkan keunikan
perguruan tinggi bersangkutan,
misalnya Universitas Negeri Malang (UM)
memiliki jargon “learning university”, yang akan terus berkomitmen menghasilkan
yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan dan pengajaran. Universitas
Brawijaya memiliki jargon world class entrepreneur university, yang bertekad
untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia yang memiliki mental entrepreneur.
UIN Maliki Malang membangun keunggulan dengan cara menyelenggarakan pendidikan
secara integratif, yakni memadukan tradisi perguruan tinggi dan pesantren, baik
secara kelembagaan maupun kurikulumnya. Universitas Kanjuruhan mengusung jargon
sebagai kampus multikulural, yang berupaya menjadi tempat belajar mahasiswa
dari berbagai lintas suku, agama, dan daerah, dan keunikan-keunikan lainnya.
Dengan
adanya “keunikan” sebuah perguruan tinggi yang juga merupakan identitas
tersebut, membuat calon mahasiswa dan orang tua akan mudah dalam memilih dan
menentukan perguruan tinggi yang akan dijadikan sebagai tempat belajarnya.
Dengan keunggulan kompetitif, maka perguruan tinggi akan memudahkan dalam
mengembangkan lembaga tesebut.
Menurut Porter, sebagaimana yang disadur oleh Nurdin (2008),
menyatakan bahwa terdapat lima model yang dapat digunakan untuk menganalisis
kompetitif suatu perguruan tinggi.
Pertama adalah berdirinya perguruan tinggi baru, baik negeri maupun swasta serta perguruan tinggi asing yang membuka cabang di suatu wilayah .
Kedua, kekuatan mahasiswa baru, baik yang baru lulus dari SMA/sederajat maupun yang telah bekerja.
Ketiga, ancaman produk pengganti, yaitu kursus/pelatihan yang setara pendidikan Diploma 1 atau Diploma 2 yang lebih mengedepankan praktik dengan porsi lebih besar dibanding teori.
Keempat, kekuatan tawar-menawar penyedia mahasiswa (pihak SMA/sederajat), dimana pihak SMA/sederajat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk merekomendasikan siswa lulusannya untuk mendaftarkan diri pada perguruan tinggi tersebut, serta melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Kelima, persaingan diantara perguruan tinggi yang sudah ada .
Pertama adalah berdirinya perguruan tinggi baru, baik negeri maupun swasta serta perguruan tinggi asing yang membuka cabang di suatu wilayah .
Kedua, kekuatan mahasiswa baru, baik yang baru lulus dari SMA/sederajat maupun yang telah bekerja.
Ketiga, ancaman produk pengganti, yaitu kursus/pelatihan yang setara pendidikan Diploma 1 atau Diploma 2 yang lebih mengedepankan praktik dengan porsi lebih besar dibanding teori.
Keempat, kekuatan tawar-menawar penyedia mahasiswa (pihak SMA/sederajat), dimana pihak SMA/sederajat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk merekomendasikan siswa lulusannya untuk mendaftarkan diri pada perguruan tinggi tersebut, serta melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Kelima, persaingan diantara perguruan tinggi yang sudah ada .
Keunggulan perguruan tinggi sangat dibutuhkan, karena identitas suatu lembaga
akan dikenal oleh masyarakat, yang mana mereka akan lebih mengenal brand image
yang dimiliki oleh suatu lembaga. Salah satu brand image yang dimiliki oleh
suatu perguruan tinggi, misalnya adalah kemampuan tentang tri bahasa, yaitu
dalam kurikulum terdapat matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Mandarin. Sehingga lulusan dari perguruan tinggi akan mengusai tiga
bahasa, dan imbasnya akan berpengaruh terhadap peluang lapangan pekerjaan,
karena tidak ada perguruan tinggi tinggi lain yang mengajarkan tiga bahasa.
Contoh yang lain adalah memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam bidang
teknologi informasi, yang mana mahasiswa diwajibkan untuk menguasai teknologi
informasi serta mampu mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh
Microsoft, sehingga jika mahasiswa lulus akan mendapatkan sertifikasi dari
Microsoft dan sertifikat tersebut akan sangat berguna sekali dalam mencari lapangan
pekerjaan. Karena secara kemampuan penguasaan teknologi, lulusan tersebut sudah
tidak diragukan lagi.
Oleh karena
itu, keunggulan kompetitif harus
dimiliki oleh setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
mahasiswa. Yang nantinya akan memudahkan untuk mencapai tujuan dari setiap
perguruan tinggi baik menjadi world class university, research university,
maupun learning university, atau lainnya.(*)
Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu
negerti dan swasta yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja.
Persaingan yang ketat di tuntut untuk memiliki kempuan yang lebih bukan hanya
kemampuan Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk
memeliki sebuah kompetensi seorang lulusan.
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/07/pengertian-keunggulan-kompetitif.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar