“ koperasi hidup segan
mati tak mau ”
MENGAPA KOPERASI INDONESIA HIDUP SEGAN MATI TAK MAU
Nasib koperasi di
Indonesia semakin muram, tak ditangani sepenuh hati. Pemerintah agaknya lebih
menekankan pada sistem ekonomi neoliberal. Cita-cita untuk menjadikan koperasi
sebagai sokoguru perekonomian Indonesia, agaknya semakin jauh panggang dari
api. Kondisi koperasi, terutama KUD (Koperasi Unit Desa), bak kerakap tumbuh
diatas batu, mati enggan hidup pun tak mau.
Justru yang lebih sering
terdengar datang dari berbagai pelosok negeri, kegagalan demi kegagalan yang
terjadi pada koperasi. Meski pemerintah memiliki kementerian yang menangani
koperasi, namun kemauan pemerintah membangun koperasi belum sepenuh hati.
Pemerintah lebih berasyik masuk dengan pembangunan sistem ekonomi yang tak pro
rakyat, yakni sistem ekonomi neoliberal.
Padahal antara sistem
ekonomi neoliberal dan koperasi ibarat air dan minyak. Keduanya saling
bertentangan dan mustahil untuk bisa berdampingan ataupun seiring sejalan.
Kalau boleh diumpamakan, antara ekonomi neoliberal dan koperasi ibarat langit
dan bumi. Kenapa? Ekonomi neoliberal menyerahkan perekonomian pada mekanisme
pasar dan padat modal, dan yang terjadi kemudian yang kaya semakin kaya, dan
orang miskin tetap melarat. Sedang koperasi bertujuan untuk memperjuangkan
kemakmuran bagi anggotanya.
“Kita membutuhkan
political will pemerintah, bukan kebijakan yang berlaku seperti saat ini.
Selama pemerintah tidak mau bersungguhsungguh membangun ekonomi kerakyatan,
selama itu pula nasib petani dan koperasi kita terjerembab seperti sekarang,”
: http://partaigerindra.or.id/2012/01/05/koperasi-hidup-segan-mati-tak-mau.html#sthash.UfFrplm3.dpuf
Perlu diingatkan kembali
bahwasannya koperasi itu adalah merupakan perkumpulan orang atau badan hukum
bukan perkumpulan modal, sehingga yang harus dibenahi disini adalah sistem
serta manajemen pengelolaannya terhadap para anggota-anggotanya, koperasi hanya
akan berhasil jika menejemennya bersifat terbuka serta transparan dan
benar-benar partisipatif. Keprihatinan kita atas terjadinya kesenjangan sosial
dan ketidakadilan dalam segala bidang kehidupan bangsa,dan seharusnya
merangsang para ilmuan sosial lebih-lebih para ekonom untuk mengadakan kajian
mendalam atas tujuan untuk menemukan serta dapat mengendalikan akar-akar
permasalahan yang menjadi penyebab lemahnya koperasi Indonesia saat ini.
Halo, nama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
BalasHapusAnda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.